Wednesday, December 06, 2006

Mesin Cuci dengan Teknologi Logika Fuzzy

Pertanyaan:
Saya pernah menonton demo mesin cuci dengan teknologi neuro dan fuzzy logic. Apa keunggulan mesin cuci itu.
Jhoni Kosasih, Surabaya


Jawab:
Pada umumnya mesin cuci mempunyai tiga tahap proses cuci. Yaitu tahap-tahap : mencuci, membilas, dan memeras. Lama waktu yang diperlukan setiap tahap itu tergantung pada jenis, banyaknya, dan tingkat kekotoran kain atau pakaian yang dicuci. Waktu yang diperlukan yang tebal tentu tidak sama dengan yang tipis. Oleh karena itu pada setiap mesin cuci model lama selalu dilengkapi dengan timer (pewaktu).

Timer itu digunakan untuk mengatur waktu yang diperlukan setiap tahap itu. Sebagai contoh, untuk mencuci pakaian yang tebal. Setelah memasukkan air dan deterjen secukupnya, kemudian baru memasukkan pakaian kotornya. Selanjutnya mengatur timernya misalnya selama 10 menit, maka motor penggeraknya otomatis berputar memulai tahap mencuci. Setelah 10 menit motor penggeraknya otomatis berhenti. Air bekas cucian dikeluarkan, dimasukkan air bersih untuk membilas, dan timer diatur lagi misalnya sekarng 15 menit, dan motor penggeraknya otomatis berputar lagi. Setelah 15 menit motor penggerak otomatis berhenti lagi. Air bekas cucian dibuang. Sekarang tergantung apa perlu dibilas ulang sekali lagi atau tidak. Kalau tidak, maka tidak perlu mengisi lagi dengan air, langsung masuk ke tahap memeras. Timer sekarang diatur misalnya 20 menit, dan motor penggerak otomatis jalan lagi. Dalam tahap ini berlangsung proses memeras pakaian yang diperkirakan kurang lebih setelah 20 menit tidak ada lagi air yang tersisa pada pakaian itu. Prosees mencuci selesai.

Dari proses yang digambarkan di atas ini, mengandung suatu sistem pengaturan yang paling sederhana yaitu sistem pengaturan on-off dengan dua posisi. Di samping itu, terlihat masih adanya peranan manusia sebagai pengambil keputusan. Seberapa banyakanya air dan air yang diperlukan. Demikian pula berapa lama waktu yang diperlukan. Oleh karena itu perlu dikembangkan suatu sistem pengaturan digital. Dengan menggunakan sistem pengaturan digital ini sebenarnya sudah dapat mengurangi peranan manusia. Karena sistem pengaturan tsb menggunakan perangkat keras yang otaknya sebuah mikroprosesor dan ditunjang dengan perangkat lunak. Konsep pengaturan digital seperti ini sering disebut sebagai logika dengan two-value. Konsep logika two-value ini kadang-kadang sudah dapat dikatan ideal sebagai solusi suatu permasalahan.

Tapi, adakalanya pendekatan ini tidak selalu dapat dilakukan bila diinginkan suatu sistem yang mampu menyesuaikan dengan perubahan-perubahan lingkungan yang tak terduga (unexpexted conditions), baik yang timbul di dalam maupun di luar sistem. Oleh karena itu, sistem pengaturan tsb harus adaptif yang mempunyai tanggapan atau aksi yang smooth, sehingga memerlukan suatu logika dengan multi-value. Suatu sistem pengaturan adaptif biasanya mempunyai ciri-ciri self-organizing.

Sebuah mesin cuci mengoperasikan sebuah motor listrik untuk penggerak utamanya, dalam suatu sistem yang dinamis dengan beban yang dapat dikatakan berubah secara tidak terduga. Beban motor di dalam mesin cuci dipengaruhi oleh variasi banyaknya atau jenisnya bahan pakaian yang dicuci serta banyaknya air dan deterjen yang digunakan. Oleh karena itu sistem pengaturan untuk suatu mesin cuci idealnya yang bersifat adaptif yang dapat menyesuaikan diri pada kondisi pembebanan yang tidak menentu. Untuk mewujudkan sistem pengaturan adaptif itu dengan kinerja lebih baik, bila dibangun dengan jalan menggabung metoda self-learning yang diwakili oleh teknologi neural network (jaringan saraf tiruan) dengan metoda self-organizing yang diwakili teknologi logika fuzzy (fuzzy logic).

Mesin cuci generasi baru menerapkan teknologi neural network, yang terdiri dari rangkaian mikroprosesor atau mikrokontroler yang berkemampuan berpikir tak ubahnya seperti otak manusia. Sehingga mesin cuci itu tahu kapan harus berhenti mencuci, kapan mulai membilas, dan kapan mulai memeras, dst. Apalagi ditunjang dengan teknologi fuzzy logic yang mampu mengambil keputusan misalnya dalam mengatur banyaknya penggunaan air sesuai dengan banyaknya atau jenisnya cucian. Juga mampu mengambil keputusan berapa lama tahap mencuci, membilas, dan memeras yang diperlukan dalam suatu proses cuci.

Jadi dengan mesin cuci yang mempunyai kemampuan berpikir seperti otak manusia itu, Anda tinggal menekan tombol, pakaian kotor pun menjadi bersih setengah kering. Dijemur sekejap saja pakaian sudah menjadi kering. Mesin cuci yang seperti ini, cocok untuk musim hujan.


Sumber: Jawa Pos, Februari 1996

0 Comments:

Post a Comment

<< Home