Wednesday, November 29, 2006

Mengintip Global Positioning System

Pertanyaan:
Saya ingin mengetahui sedikit tentang apa sebenarnya GPS (Global Positioning System), dan apa di Indonesia sudah dimanfaatkan.
Subyanta, Surabaya

Jawab:
Global Positioning System (GPS) memang teknologi yang relatif masi tidak dipengaruhi oleh kondisi topografis daerah survainya dibandingkan dengan penentuan posisi dengan menggunakan metoda konvensional, misalnya dengan pengukuran poligon. Dengan GPS, penentuan posisi tidak memerlukan adanya saling keterlihatan antara titik yang satu dengan titik yang lain, seperti metoda penentuan posisi yang lain, misalnya pada metoda pengukuran terestris.

Yang dituntut dalam penentuan posisi dengan GPS adalah titik-titik tersebut dapat melihat satelit. Karena itu, topografi antara titik-titik itu sama sekali tidak akan berpengaruh. Kecuali untuk hal-hal yang sifatnya non teknis, misalnya pergerakan personal dan pendistribusian logistik. Jadi jelas, bahwa penggunaan GPS sangat efisien dan efektif untuk diterapkan pada survai dan pemetaan daerah-daerah yang kondisi topografinya relatif sulit. Misalnya daerah pegunungan atau daerah rawa-rawa.

GPS dapat digunakan setiap saat tanpa bergantung pada waktu dan cuaca. GPS dapat digunakan baik pada siang hari maupun pada malam hari. Bahkan dalam kondisi cuaca yang buruk, misalnya hujan atau kabut. Sehingga dapat mempersingkat pelaksanaan survai atau pemetaan, yang untuk selanjutnya dapat menekan biaya operasionalnya.

Pemanfaatan satelit GPS itu tidak dikenakan biaya, setidaknya sampai saat ini. Hanya disyaratkan bahwa, penggunanya diharuskan mempunyai alat penerima (receiver) sendiri untuk menangkap sinyal-sinyal dari satelit GPS. Maka pengguna itu dapat memanfaatkan GPS untuk berbagai terapan tanpa dikenakan biaya oleh pemilik satelit GPS, dalam hal ini Departemen Pertahanan Keamanan Amerika Serikat.


Dengan semakin majunya teknologi elektronika dan komputer, maka alat penerima sinyal dari satelit GPS itu cenderung menjadi lebih kecil, lebih murah harganya, lebih baik kualitas data yang diberikan, dan keandalannya semakin tinggi. Perangkat lunak untuk pengolahan data GPS semakin mudah diperoleh dengan harga yang relatif murah dibandingkan dengan harga alat penerimanya.

Di Indonesia sudah banyak instansi yang memanfaatkan satelit GPS itu. Misalnya Bakosurtanal, BPN, Departemen Kehutanan, Pertamina, Lemigas, LIPI, BPPT, dll.

Sumber: Jawa Pos, November 1996

0 Comments:

Post a Comment

<< Home